Percaya atau tidak, disetiap jenjang usia kehidupan kita, atau disetiap tingkat kesejahteraan yang kita rasakan, masalah senantiasa datang dalam berbagai wujud. Sebagai contoh, ketika baru lahir bayi menangis sebagai ungkapan bahwa ia membutuhkan susu, usia balita ia kemudian terjatuh saat belajar berjalan, saat usia anak-anak ia kemudian berkelahi berebut mainan, saat remaja ia bingung menentukan pilihan SMU dan tempat kuliah, usia kuliah iamenghadapi masalah saat memilih karir yang cocok, dan kembali mendapatkan masalah ketika beradaptasi dilingkungan kerja yang baru.
Setelah mendapati penghasilan yang mencukupi, masalah lain muncul lagi ketika memilih pasangan yang tepat, usai mendapatkan pasangan yang tepat masalah baru muncul saat kehadiran anak pertama, anak tumbuh dewasa, dan Anda mulai melihat bahwa anak-anak Anda kemudian akan mendapat masalah seperti Anda. Dan inipun jadi masalah baru saat Anda mendidik anak Anda. Kecerdasan dan rasa ingin tahu mereka mulai Anda anggap sebagai satu kenakalan. Mungkin senakal Anda waktu masih muda. Dan terkadang, masalah kembali muncuk ketika Anda memaksakan cara hidup Anda di masa laly kepada anak-anak Anda. Lalu, apakah Anda bisa terua menghindar dan lari dari masalah?
Tentu jawabannya TIDAK. Adalah kenyataan bahwa hidup selalu dipenuhi berbagai masalah. Tak ada orang yang terlepas dari masalah. Kenyamanan bahkan menjadi sebuah masalah ketika kenyamanan yang Anda peroleh tak dapat membuat Anda merasakan kehidupan. Maka tak heran banyak orang yang melepas kenyamanannya hanya untuk merasakan hidup. Melepaskan apa yang telah diraih untuk dekat dengan masalah dan bersahabat dengan berbagai masalah.
Lalu apa yang membuat sebuah masalah seakan terasa begitu besar dihadapan kita? Cara pandanglah yang membuat masalah memiliki ukuran yang lebih besar. Bahkan penyesalan dan kekesalan kita terhadap masalah menjadi beban ekstra yang membuat masalah menjadi lebih berat dan pelik. :))
0 komentar:
Posting Komentar